TURGO.ID, Kendari – Datanglah temui ibu dan bapakmu, minta restu kedua orang tuamu, agar urusanmu lancar dan sukses. Ini terbukti ampuh.
Demikian pesan Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Pol Iis Kristian, saat menyampaikan sepatah kata dalam momen Coffee Morning bersama insan pers di Universe Cafe, Kamis (25/7/2024). Dia bilang, dirinya sudah membuktikan berkali-kali. Bahkan mantan anak biahnya sendiri membuktikan itu berdasarkan arahannya.
Iis bercerita, ketika awal berkarir di Kepolisian juga atas restu dan doa orang tuanya, terutama ibu. Pertama kali mendaftar jadi polisi, Iis mengaku tak serius. Hanya mengikuti ajakan kawan-kawan gengnya saat lulus SMA kala itu. Itu pun tanpa sepengetahuan orang tuanya. Akibatnya dia tidak lulus di Pantukhir, tahun 1994.
Kegagalannya itu membuat ia jadi pengangguran. Lantas menjadi pembantu kondektur di terminal wilayah Jabodetabek. Penghasilannya tak menentu. Sehingga membuatnya tak tahan.
Iis muda lalu memutuskan mendaftar lagi di AKABRI pada tahun berikutnya. Kali ini dengan tekad yang kuat. Ia kemudian pulang kampung di Jawa Barat, tujuannya, minta restu orang tua.
“Saat itu keduanya masih hidup dan kuat,” kenang pria kelahira Kuningan, Jawa Barat (Jabar) tanggal 5 Juli 1971 ini.
Alhamdulillah, dia lulus. Kemudian berkarir di Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan sejak tahun 1996, hingga tiba masanya ia merasa sudah harus peningkatan karir. Iis ingin naik pangkat. Dia lalu memberitahu ibunya, ingin sekolah kenaikan pangkat.
“Ibu saya nanya, untuk apa lagi? Saya bilang, sekarang kan saya SD, ini sekolah untuk naik SMP di kepolisian,” tuturnya mengenang percakapan dengan mendiang ibu. Ia pun direstui.
Hingga akhirnya ia menjabat sebagai perwira polisi. Ketika bertugas ke Polda Sulawesi Selatan itu, ibunya meninggal. Dengan susah payah, dia berusaha menemui ibunya untuk terakhir kali, meski sudah tinggal jasad. Beruntung, detik-detik akhir menjelang jasad ibunya akan dibawa ke liang lahat, Iis tiba di kampung halaman.
“Saya sempat minta 5 menit sama pengantar jenazah untuk solatkan almarhumah. Dan Alhamdulillah bisa ikut mengantar sampai tempat peristirahatan terakhir,” tutur Kombes Iis.
Ayahnya, meninggal ketika dia bertugas di Polda Sulawesi Utara. Kini ia sudah yatim piatu. Tak ada lagi orang tua tempat ia meminta restu dan berbakti.
“Sekarang saya yatim piatu, jadi tidak boleh menghardik saya, itu sunnah nabi,” kelakarnya pada wartawan.
Ia berpesan, selagi orang tua masih hidup, gunakan kesempatan untuk berbakti dan meminta restu untuk urusan apapun. Sebab restu ortu, utamanya ibu, sangat penting untuk kebaikan hidup kita. Paling tidak, orang tua merasakan kebahagiaan dari bakti kita kepada mereka.
“Beda rasanya kalau kita dibikinkan kopi oleh anak daripada orang lain. Coba ingat-ingat, kapan terakhir kali Anda buat kopi untuk bapak? Atau teh untuk ibu?,” ucap Kombes Iis Kristian.
Penulis: Gugus Suryaman