TURGO ID – Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menggelar Festival Labengki untuk kedua kalinya pada 2-4 Desember 2022.
Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Sultra, H. Belli, SE, M.Si mengungkapkan, Festival Labengki merupakan bentuk promosi untuk memperkenalkan destinasi wisata unggulan yang ada di Sultra.
Menurutnya Pulau Labengki merupakan kawasan wisata di Kabupaten Konawe Utara yang menawarkan keindahan alam yang eksotik dengan ragam kebudayaan masyarakat yang tidak kalah menariknya.
“Oleh karena itu, Festival Labengki dikemas tidak hanya menonjolkan keindahan Pulau Labengki semata, tapi juga menjadikan budaya masyarakat setempat sebagai daya tarik,” terang Belli dalam keterangan tertulis yang diterima TURGO ID pada Kamis (1/12/2022).
Pada Festival Labengki kali ini, masyarakat setempat menjadi bagian utama seluruh rangkaian kegiatan.
Kegiatannya meliputi lomba memancing tradisional, lomba balap perahu katinting, lomba lulo tradisional, lomba kuliner tradisional, dan lomba toilet bersih untuk fasilitas wisata yang ada di Pulau Labengki.
Pada Festival Labengki 2022, ada tiga kegiatan baru, yakni ekspedisi pendakian Puncak Labengki, touring jet ski dari Kendari ke Labengki, dan penanaman benih kima.
“(Penanaman benih kima) diharapkan menjadi cikal bakal kawasan Kimaboe Spot Labengki,” terang Belli.
Belli mengaku, kegiatan penanaman yag dilakukan Kelompok Sadar Wisata Sultra ini merupakan bagian dari upaya melestarikan lingkungan sekaligus menumbuhkan titik wisata baru dengan menciptakan habitat Kima.
Kima merupakan jenis kerang dari keluarga Tridacnidae, kelompok dari populasi moluska yang terbesar di dunia. Orang luar negeri mengenal kima dengan sebutan giant clam. Sebanyak delapan dari 12 spesies kima yang teridentifikasi di dunia terdapat di Indonesia.
Sementara touring jet ski dilakukan oleh para profesional yang tergabung dalam komunitas pencinta jet ski di Sultra. Mereka akan mendapat pengawalan dari TNI Angkatan Laut.
Sedangkan kegiatan pendakian puncak Labengki dilakukan oleh para profesional pendaki yang tergabung dalam komunitas Jelajah Sultra.
“Pada prinsipnya, menumbuhkan pariwisata itu harus dengan kolaborasi seluruh elemen yang ada. Pembangunan pariwisata tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendirian. Kira-kira inilah esensi Festival Labengki digelar, melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang ada,” kata Belli.