Kru TURGO ID saat melakukan pengambilan video di salah satu lokasi wisata Sultra. Foto: TURGO ID

Menggaungkan Pariwisata Sulawesi Tenggara Melalui Para Sineas

Diposting pada

TURGO ID Sulawesi Tenggara memiliki keanekaragaman potensi pariwisata. Laut, pantai, pulau, hutan, dan gunungnya tak kalah dengan tempat lainnya. Semua potensi itu butuh sarana agar diketahui dunia secara luas.

Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara, H. Belli punya mimpi agar pariwisata Sultra, khususnya Wakatobi yang masuk dalam 10 destinasi wisata Indonesia, dapat dikenal luas hingga ke mancanegara melalui karya kreatif lokal dengan sarana film, animasi, dan videografi.

Ia mencontohkan Bangka Belitung yang langsung dikenal luas pesona alamnya begitu menjadi latar film Laskar Pelangi.

“Kami ingin buat Wakatobi ini seperti Belitung. Kalau  bisa orang Wakatobi sendiri yang membuat Wakatobi viral agar lebih dikenal nasional maupun internasional,” kata Belli pada Festival Foto dan Film Wakatobi 2022 di Resort Ampupu Beach Kabupaten Wakatobi, Senin (14/11/2022).

Menurut Belli, jika Wakatobi telah menjadi besar dan mampu mempertahankan kredibilitasnya sebagai daerah wisata, nantinya akan berdampak positif dengan daerah lain di Sulawesi Tenggara.

“Jadi wisatawan setelah berkunjung ke Wakatobi, juga dapat berkunjung ke daerah lainnya, seperti Baubau, Buton, Buton Utara, Kota Kendari, dan kabupaten lainnya,” terangnya.

Salah satu bentuk komitmen mendukung pariwisata Wakatobi dengan dikeluarkannya Pergub nomor 310 tahun 2022 tentang tujuh destinasi utama sebagai penyanggah Wakatobi yang dikenal dengan diksi seven wonder.

“Pemerintah pusat saja memasukkan Wakatobi sebagai 10 destinasi terbaik di Indonesia dari ribuan destinasi yang ada, tentu kami dari provinsi mendukung penuh kebijakan pusat,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi, Nadar mengungkapkan jika wilayahnya merupakan kabupaten yang ditetapkan sebagai daerah kreatif dan inovatif Indonesia dengan sub sektor film, animasi, dan videografi sejak tahun 2019.

“Ini menjadi simbol besar tidak hanya bagi Wakatobi tetapi juga Sulawesi Tenggara,” ungkapnya.

Nadar meyakini film, animasi, dan videografi menjadi sentral poin strategis dalam pengembangan daerah untuk menggerakkan sub sektor lainnya.

“Ada 16 sub sektor, tetapi minimal beberapa yang dianggap prioritas seperti kuliner, kriya, kemudian seni pertunjukan, dan musik bisa terintegrasi dan berkolaborasi di satu ekosistem,” jelasnya.

“Kita yakin dengan itu karena di Wakatobi ada karya-karya film berkolaborasi dengan teman komunitas lain telah masuk ke bioskop,” tambahnya.

Ia berharap ke depan, ada karya yang tidak hanya menembus kancah nasional tetapi juga menembus kanca internasional. Dalam pengembangan sektor ekonomi kreatif, sub sektor film, animasi dan videografi menjadi garda terdepan, baik dalam mentriger sub sektor lainnya dan promosi daerah.

“Untuk di kabupaten Wakatobi, penting untuk kita menjaga momentum dan membuka motivasi teman-teman pelaku film ini agar tidak berhenti untuk mengalir dan berkarya,” katanya.

(Didul)