TURGO ID – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno berharap para santri di Indonesia memiliki kemampuan yang baik dalam mengadopsi teknologi digital yang berdampak terhadap terciptanya lapangan kerja baru dan berkualitas.
“Target kita tiap tahun 20 persen dari tiap pondok pesantren bisa meningkatkan kemampuannya untuk mengadopsi teknologi digital,” kata Sandiaga di Ponpes Al Hasaniyah, Jawa Barat, Kamis (20/10/2022) seperti dilansir dari situs Kemenparekraf.
Saat ini terdapat 5 juta santri yang tersebar di 28 ribu pesantren berbagai daerah Indonesia. Potensi tersebut dapat dioptimalkan melalui program Santridigitalpreneur yang digagas oleh Kemenparekraf/Baparekraf.
Dalam program tersebut, para santri dibekali ilmu digitalisasi dengan tren kekinian yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan daya saing.
Ponpes Al Hasaniyah Sukabumi disebut menjadi contoh pesantren yang perlahan mulai mengadopsi tata kelola ekonomi digital. Beberapa inovasi yang dilakukan para santri, seperti mampu memodifikasi motor bebek, mengelola online shop melalui media sosial, membangun jejaring teknologi informasi, ekspor ikan hias ke berbagai negara seperti Kanada, Jepang, Malaysia, juga memproduksi kerajinan berbasis kaligrafi, dan membuat pelet ikan dengan alat yang dibuat sendiri dari bekas pompa.
“Kita berharap ini bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja saat menghadapi ancaman resesi tahun depan. Jadi santri-santri ini bukan hanya mencari lapangan kerja, tapi justru menciptakan lapangan kerja,” tutup Sandiaga.