TURGO ID – Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Sulawesi Tenggara (Sultra) menargetkan 6,6 juta kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2023.
Kepala Disparekraf Sultra Belli menjelaskan, peluang peningkatan wisatawan nusantara masih cukup tinggi. Caranya dengan memanfaatkan pangsa kelompok masyarakat dengan pengeluaran menengah atas serta kelompok masyarakat berusia muda dan dewasa.
Untuk itu, Disparekraf Sultra menyiapkan sejumlah langkah untuk menarik wisatawan nusantara untuk datang mengunjungi destinasi yang ada di Bumi Anoa.
“Kita di Sultra punya kawasan wisata lainnya yang menyanggah Wakatobi. Kita menyebutnya sebagai seven wonders Sultra, yang tersebar di seluruh wilayah yang ada di Sultra,” terang Kepala Disparekraf Sultra, Belli dalam keterangan tertulis pada Rabu (1/2/2023).
Adapun ketujuh kawasan wisata itu tertuang dalam bentuk Keputusan Gubernur Nomor 310 Tahun 2022 tentang Penetapan Destinasi Pariwisata Prioritas Provinsi Sulawesi Tenggara Penyangga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Wakatobi.
Ketujuh kawasan tersebut yakni, pertama, Koridor Wisata Teluk Kendari-Toronipa-Labengki. Kedua, Benteng Keraton Wolio-Lambusango. Ketiga, Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Keempat, Pulau Padamarang. kelima, Kawasan Karts Pulau Muna. Keenam, Kawasan Karts Matarombeo. Ketujuh, Kawasan Mangrove Buton Utara.
Setidaknya ada empat strategi yang akan ditempuh Dispar Sultra dalam mencapai target kunjungan wisnus melalui Gernas BBWI, yakni kampanye masif, integrasi dengan promo paket wisata, ketersediaan transportasi efisien dan terjangkau, dan aspek keberlanjutan.
“Strategi BBWI dapat dipilah dalam bentuk tematik bulanan. Misalnya, Januari (bulan lunar festival), Februari (bulan bumi pertiwi), dan Maret (bulan Film). Pada bulan Februari, sebagai bagian dari tematik bulan bumi pertiwi, kita mencoba memasarkan produk wisata adventure dalam event ASEAN Tourism Fair (ATF) yang digelar di Yogyakarta 2-5 Desember 2023,” terangnya.
Selain itu, Disparekraf Sultra juga akan memanfaatkan dua event yang telah masuk dalam kalender wisata nasional yakni Wakatobi Wave dan Festival Kande-Kandea di Tolandona, Buton Tengah.
Gernas BBWI juga akan diintegrasikan dengan Gerakan bangga Buatan Indonesia, misalnya agar hotel-hotel yang ada di Sultra menggunakan produk-produk lokal atau dalam negeri, seperti sabun, shampoo, bahan makanan, dan lainnya, termasuk lagu-lagu yang didendangkan dari musisi Indonesia atau music-musik etnik/khas di daerah.