TURGO.ID – Penataan ulang kawasan Kelurahan Bungkutoko yang berada di Kecamatan Nambo Kota Kendari benar-benar membawa perubahan besar. Daerah yang dulunya kumuh, kini tampak indah dan nyaman. Warga setempat pun memanfaatkan kawasan ini sebagai ruang terbuka hijau sekaligus destinasi wisata kota.
Camat Nambo, Arling Harbi mengaku, saat ini warganya sudah menikmati kawasan tersebut untuk berbagai aktivitas. Tak hanya spot wisata kota, namun sudah menjadi kawasan ekonomi baru bagi warganya.
“RTH di Bungkutoko dan Petoaha itu sekarang sudah dinikmati masyarakat setempat. Sama dengan di Puday,” katanya kepada Turgo.id.
RTH Bungkutoko merupakan program pemerintah yang dianggarkan melalui APBN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Penataan kawasan kumuh ini sepaket Bungkutoko dan Petoaha untuk kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (NSUP) yang berada di pesisir pantai. Kini telah menjadi destinasi wisata baru kebanggaan masyarakat Kota Kendari dengan konsep waterfront city untuk wisata bahari.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di laman resmi Kementerian PUPR mengatakan, penataan kawasan tepi sungai tidak hanya memperbaiki fisik infrastrukturnya, tapi juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungannya. Hal ini dimungkinkan karena perencanaan dilakukan bersama dengan Pemerintah Kota dan masyarakat.
“Untuk pemanfaatan selanjutnya tinggal bagaimana peran Pemkot untuk pemberdayaan masyarakatnya sehingga dapat mengembangkan potensi kawasan tersebut,” ujarnya.
Anggota DPR RI asal Sulawesi Tenggara Ridwan Bae yang juga Wakil Ketua Komisi V dalam kunjungannya beberapa waktu lalu menyampaikan terima kasih kepada Kementerian PUPR yang begitu perhatian terhadap proyek-proyek padat karya yang mengubah kekumuhan menjadi keindahan.
“Program-program seperti ini menjadi harapan masyarakat karena dampaknya langsung dirasakan. Saya berharap selanjutnya ini dipelihara dengan baik, terutama bagi Pemerintah Kota,” kata mantan Bupati Muna itu.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan, paling penting adalah terkait pemeliharaan. Karena menurutnya ruang publik ini harus bersih, nyaman, dan rindang.
Penataan kawasan Bungkutoko dan Petoaha mencakup lahan seluas 31 hektar dengan anggaran APBN. Pelaksanaannya untuk Kawasan Bungkutoko dilakukan kontraktor PT. Karya Syarnis Pratama senilai Rp 23 miliar.
Pengerjaannya berupa penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH), pembangunan jalan lingkungan sepanjang 245 meter, pembangunan Water Front City sepanjang 697,16 meter, drainase, dan jalan titian karamba sepanjang 320 meter. Selanjutnya juga dibangun Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS 3R), duiker plat, tambatan perahu, 4 unit tempat duduk, dan jalan paving block.
Nurjannah (43) salah seorang warga setempat mengaku sangat senang dengan ditatanya kawasan tersebut yang kini menjadi lebih indah. “Jadi banyak orang yang datang untuk melihat-lihat berwisata, apalagi akses mudah ada Jembatan Teluk Kendari. Kami warga jadi bisa membuka usaha kecil-kecilan, harapannya ke depan bisa disediakan ruang untuk menjadi sentra kuliner,” ucapnya. (ADV)