TURGO.ID – Kelurahan Petoaha bagian pesisir kini tampak lebih rapi dan bersih. Wilayah Kecamatan Nambo Kota Kendari itu tampak lebih berwarna dan indah. Hasil penataan pemerintah Kota Kendari melalui APBN di Kementerian PUPR.
Camat Nambo, Arling mengatakan, penataan kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Petoaha merupakan bentuk keseriusan pemerintah kota membangun daerah. Dengan penataan ini, membuat warga tidak lagi tinggal di daerah kumuh terutama di pinggir laut.
“Sekarang RTH Petoaha itu sudah dinikmati masyarakat,” kata Arling kepada Turgo.id.
RTH Petoaha merupakan program pemerintah yang dianggarkan melalui APBN Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Penataan kawasan kumuh ini sepaket dengan RTH Bungkutoko untuk kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (NSUP) yang berada di pesisir pantai. Kini telah menjadi destinasi wisata baru kebanggaan masyarakat Kota Kendari dengan konsep waterfront city untuk wisata bahari.
Kawasan Petoaha dilaksanakan dengan skema Padat Karya Tunai (PKT/cash for work) melalui Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku). Penataan kawasan kumuh Bungkutoko dan Petoaha mencakup lahan seluas 31 hektar dengan anggaran APBN sebesar Rp 39,6 miliar. Pelaksanaannya penataan Kawasan Petoaha dilakukan kontraktor PT. Indopenta Bumi Permai dengan anggaran sebesar Rp 16,6 miliar.
Untuk pekerjaannya sendiri dilakukan kegiatan berupa penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH), pembangunan jalan lingkungan, pembangunan Water Front City, drainase, dan jalan titian. Selanjutnya juga dibangun Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS 3R), duiker plat, tambatan perahu, tempat duduk, dan jalan paving block.
Salah seorang warga setempat, Amran mengaku sangat senang dengan ditatanya kawasan tersebut. Kini, kata dia, Petoaha menjadi lebih indah. Sehingga dia bersama keluarga tidak perlu jauh-jauh mencari tempat nongkrong dan bermain untuk anak-anak.
“Banyak orang luar juga yang datang untuk melihat-lihat berwisata di sini, apalagi akses mudah ada Jembatan Teluk Kendari,” ucapnya.
Penataan kawasan tepi sungai tidak hanya memperbaiki fisik infrastrukturnya, tapi juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungannya. Hal ini dimungkinkan karena perencanaan dilakukan bersama dengan Pemerintah Kota dan masyarakat. Pemanfaatannya dibutuhkan peran Pemkot untuk pemberdayaan masyarakat, sehingga dapat mengembangkan potensi kawasan tersebut. Program seperti ini menjadi harapan masyarakat karena dampaknya langsung dirasakan. (ADV)