Kendari, Turgo.id – Berbicara soal keindahan alam Sulawesi Tenggara memang tidak ada habisnya, seperti, setiap sudutnya memiliki goresan keunikan yang memanjakan mata.
Kali ini, Turgo.id akan mengajak teman-teman menikmati indahnya alam Desa Wisata Namu yang terletak di Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan.
Desa wisata pantai Namu ini tak lepas dari lirikan para pengunjung mulai dari warga lokal hingga pendatang. Bagaimana tidak, keindahan alam laut yang luas membentang, dengan suguhan air laut biru tenang serta keindahan alam bawah laut yang masih asri menjadi pilihan terbaik untuk menikmati alam Sultra.
Bentangan pohon kelapa menjulang tinggi nan luas sepanjang mata memandang menyejukkan pesisir laut pulau Namu, membawa angin laut saling bertiup sepoy-sepoy.
Pantai Namu yang digadang-gadang sebagai replika laut yang ada di pulau Bali ini memiliki dua akses jalur, yaitu darat dan laut. Untuk jalur darat sendiri, bisa ditempuh melalui rute Kendari-Namu dengan waktu kurang lebih 2 jam menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dengan jarak 13 kilometer.
Tetapi, jalur darat yang belum lama ini dibangun oleh pemda belum teraspal, jadi, pengunjung harus memperhatikan kondisi kendaraan dalam keadaan baik, mengingat 13 kilometer jalur menuju desa Namu dari jalan poros pelabuhan Amolengo ini, ada beberapa titik jalur pendakian yang cukup curam dan medannya lumayan terjal.
Apalagi, jika memasuki musim hujan, jalur darat termasuk rawan untuk dilintasi karena jalannya berlumpur dan licin. Tetapi, di musim panas, jalannya terbilang cukup aman karena tidak licin.
Sedangkan untuk jalur laut, dapat ditempuh menggunakan kapal/perahu katinting yang disewakan oleh masyarakat disekitar dermaga langgapulu.
Melirik sekilas sejarah, Desa Namu, kata Namu sendiri berasal dari nama sebuah pohon yang dahulu banyak ditemui di tempat ini.
Namu mempunyai potensi alam dan kearifan lokal yang luar biasa dan beragam.
Menurut cerita dahulu, Desa Wisata Pantai Namu merupakan tempat mengungsinya seorang Putera Mahkota yang diasingkan oleh ibu tirinya dikarenakan keberadaan Putera Mahkota mengancam saudara tirinya. Oleh para hulubalang diperintahkan untuk mencari tempat mengungsikan putera mahkota. maka ditemukanlah pulau namu yang sekarang dikenal dengan nama Desa Wisata Pantai Namu.
Penulis: Uci Lestari