Tiang bendera di samping Masjid Kesultanan Buton dalam kawasan Limbo Wolio, Benteng Keraton Buton, Baubau, Sultra. Foto: Turgo.

Masjid Berusia Ratusan Tahun di Kota Baubau yang Jadi Tempat Presiden Joko Widodo Salat Duha

Diposting pada

TURGO.ID – Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara untuk sejumlah agenda pada Senin-Selasa (26-27/9/2022).

Di sela agenda tersebut, pada Selasa (27/9/2022), Presiden Joko Widodo berkunjung ke Masjid Agung Kesultan Buton yang terdapat dalam Kompleks Benteng Keraton Buton.

Presiden Joko Widodo Salat Duha di Masjid Kesultanan Buton, Kota Baubau. Foto: Tangkapan layar

Berkunjung ke Kota Baubau tak lengkap rasanya tanpa menapaki destinasi wisata sejarah ini. Masyarakat Baubau menyebutnya Masigi Ogena.

Masigi Ogena merupakan Masjid Agung Kesultanan Buton di masa lalu yang didirikan tahun 1541 masehi. Masjid berusia hampir setengah milenium ini didirikan Sultan Murhum Qaimuddin Khalifatul Khamis.

Saat pertama didirikan bentuk masjid ini masih sederhana. Hanya terbuat dari dinding papan, atap alang-alang, dan berlantai tanah.

Pada 1712 masehi, saat pemerintahan Sultan Sakiuddin Darul Alam, masjid ini direhabilitasi. Dindingnya diganti batu yang disusun rapi dengan spesi pasir dan kapur. Atap masjid pun diganti dengan daun nipah.

Pada 1929 masehi, Sultan Buton ke 37, La Ode Muhammad Hamidi Qaimuddin mengganti atap masjid dengan seng. Tangga naik menuju masjid maupun bagian dalam diganti menggunakan campuran semen, pasir, dan kapur.

Konon kayu yang digunakan membangun masjid berjumlah 313 potong. Angka ini dianalogikan sesuai jumlah tulang pada manusia.

Masjid Berusia Ratusan Tahun di Kota Baubau, Masigi Ogena. Foto: Turgo.

Jumlah anak tangga masuk masjid sebanyak 17. Jumlah yang sama dengan rakaat dalam shalat wajib sehari semalam.

Pintu dan jendela yang berjumlah 12. Angka ini juga dianalogikan dengan 12 lubang pada manusia.

Masjid yang terletak di Kelurahan Melai, Kecamatan Murhum, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara ini hingga kini masih digunakan sebagai sarana ibadah dan kegiatan keagamaan.

Untuk menjangkaunya hanya berjarak 5,2 km dari Bandara Betoambari Baubau. Jika melalui laut, berjarak 3,5 km dari Pelabuhan Murhum Baubau. Akses jalan ke lokasi pun sangat baik.