Aksi bela Palestina Etos ID kolaborasi UHO Kendari

Kecam Genosida di Palestina, Etos ID Kendari Kolaborasi Universitas Halu Oleo

Diposting pada

KENDARI – Serangan genosida di Palestina menuai kecaman hingga di Kendari, Sulawesi Tenggara. Sejumlah civitas akademika Universitas Halu Oleo menggelar aksi Bela Palestina pada Jumat (16/05/2024). Gerakan diinisiasi oleh Forum Komunikasi Mahasiswa Pecinta Masjid UHO, diikuti berbagai lembaga internal dan eksternal kampus, serta perwakilan dosen dan guru besar.

Etos ID Kendari selaku mitra beasiswa Universitas Halu Oleo turut hadir menyuarakan kemerdekaan bagi rakyat Palestina. Muhammad Akbar, penerima manfaat Etos ID Kendari dalam orasinya menyampaikan, andil mereka bukan karena dorongan agama, politik, atau kepentingan lainnya. Ini soal kemanusiaan.

“Saat ini, isu kemanusiaan di Palestina sangat krusial di mata dunia. Zionis Israel telah melakukan pelanggaran HAM berat dan kejahatan perang dengan membunuh anak-anak, wanita, ibu hamil, bahkan bayi. Bayangkan jika itu terjadi pada keluarga kita,” ujar Akbar.

“Sebagai mahasiswa, kita adalah agen perubahan. Kita memiliki tanggung jawab moral dan intelektual untuk berdiri menentang ketidakadilan. Kita harus lantang menyuarakan penindasan yang terjadi di Palestina dan mendesak dunia internasional untuk bertindak. Kita harus menjadi suara bagi mereka yang dibungkam,” sambungnya.

Aksi ini diharapkan bisa menyadarkan seluruh lapisan masyarakat Kota Kendari, khususnya civitas akademika UHO untuk terus menyuarakan keadilan rakyat Palestina.

“Marilah kita berdiri bersama, bukan hanya sebagai bangsa Indonesia, tetapi sebagai umat manusia. Berdiri melawan ketidakadilan, mendukung kemerdekaan, dan memperjuangkan hak asasi manusia”, tegas Akbar.

Aksi bela Palestina di Kendari

Membuka orasi yang berlangsung di tugu UHO itu, Dr. Musaddar Mapasomba, perwakilan dosen UHO menyampaikan bahwa hadirnya teman-teman di sini menunjukkan bahwa civitas akademika UHO tidak mati nuraninya. Ketika saudara kita di belahan bumi lainnya mengalami luka, kita juga turut merasakannya.

“Melalui media sosial kita sampaikan pada dunia luar bahwa telah terjadi malapetaka kemanusiaan di abad modern yang lebih sadir dari pembantaian yang dilakukan oleh Hitler. Di abad manusia modern ada pembantaian di depan mata yang bisa dilihat tapi kebanyakan orang diam seribu bahasa. Kita tidak termasuk dalam golongan itu,” ucapnya.

“Kita sambut semangat teman-teman kita yang bergerak di kampus-kampus di luar sana. Di Amerika, Eropa, Inggris, Prancis, Australia, dan di belahan negara-negara lainnya. Civitas akademika UHO ikut bergerak menunjukkan solidaritas kemanusiaan. Kita sambung semangat itu, kita hadirkan dalam doa-doa kita di sepertiga malam terakhir untuk mendoakan saudara kita di Palestina sembari mendoakan diri sendiri agar Allah Istiqomahkan kita dalam ketaatan kepadanya dan pada saatnya kita juga pulang dipanggil menghadap kepadaNya dalam keadaan mati syahid di jalannya,” ujar Musaddar.