TURGO.ID – Perkembangan usaha sektor ekonomi kreatif berkembang pesat di Indonesia belakangan ini. Ini disebabkan tingginya animo masyarakat di daerah untuk memiliki usaha sendiri. Kondisi ini menurut Kepala Dinas Pariwisata SulawesTenggara, H. Belli merupakan angin segar dalam perputaran ekonomi dari sektor ekraf.
Menurut H. Belli, untuk menjadikan iklim tersebut lebih terarah diperlukan sebuah langkah yang strategis. Tujuannya agar adanya jaminan kebijakan yang terarah, terintegrasi, efektif, dan efisien.
“Dalam menjamin kebijakan ini tentunya membutuhkan kondisi aktual berupa base data ekonomi kreatif saat ini,” kata H. Belli dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (9/9/2022).
Dalam upaya mengembangkan sistem pemutahkiran data pengembangan ekonomi kreatif di Sulawesi Tenggara, Dinas Pariwisata (Dispar) Sultra menggelar kegiatan Sosialisasi Sistem Informasi Produk Kreatif Sulawesi Tenggara di Kota Kendari.
Kegiatan ini diikuti perwakilan pemerintah daerah bidang ekonomi kreatif 17 kabupaten/kota se-Provinsi Sulawesi Tenggara bertempat di Claro Hotel Kendari. Untuk membekali para peserta sosialisasi, dihadirkan pemateri dari Indonesia Creative City Network (ICCN), Dr. Islaminur Pempasa dan Koordinator Tata Kelola Ekonomi Digital II, Widiya Purwanti.
“Tidak bisa dipungkiri, keberadaan usaha sektor ekonomi kreatif mampu memberikan banyak kesempatan kepada masyarakat untuk dapat berkarya dan menghasilkan sesuatu yang akhirnya dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka,” kata H. Belli.
“Oleh karena itu pemanfaatan teknologi berupa sistem informasi yang dapat merekam data pelaku ekonomi kreatif sangat dibutuhkan,” tambahnya.
Menurutnya, membangun sebuah sistem informasi dalam bentuk dashboard bertujuan untuk menghasilkan pola perencanaan dan pengembangan sektor ini dengan baik.
“Sebagai navigasi dalam perumusan dan pengambilan keputusan, sebagai alat monitoring dan evaluasi terhadap indikator kinerja dan pertumbuhan sektor ekonomi kreatif serta dapat menjadi media komunikasi, partisipasi, dan publikasi bagi masyarakat luas,” terangnya.
Dengan adanya dashboard ini, diharapkan pengembangan ekonomi kreatif di Sulawesi Tenggara semakin terarah, kolaborasi dan sinergi antar daerah dan/atau antar stakeholder (Hexa-Helix) lebih terjaga dan harmonis.
“Dapat menunjang peningkatan ekonomi para pelaku ekraf, memerikan gambaran potensi subsektor yang menjadi lokomotif serta memberikan peluang kerja bagi masyarakat luas,” jelasnya.
Pihak Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara akan mengumpulkan data terkait produk kreatif di wilayahnya agar mudah dikenal oleh seluruh masyarakat di dalam dan luar Sultra.
Selain itu, juga untuk memudahkan pemerintah melakukan analisis terutama sebagai bahan pengambilan kebijakan. Dengan memiliki data yang lengkap maka sektor ekonomi kreatif bisa digandeng untuk mendorong promosi pariwisata daerah.
“Selain mengumpulkan data, Dispar Sultra juga akan membangun ekosistem di daerah, termasuk penggunanya, sehingga arah dan tujuannya semakin jelas,” katanya.
Untuk itu, para stakeholder khususnya para pemangku kebijakan sektor ekonomi kreatif di masing-masing kabupaten/kota se Sulawesi Tenggara diharapkan merespons dengan merencanakan, membangun dan memberikan masukan/saran terkait sistem informasi data ekonomi kreatif yang akan dibuat.