Menyeberang dengan perahu katinting sekitar 20 menit dari Pantai Meleura, Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara, kita menemukan danau yang tersembunyi sejak ribuan tahun lalu dengan ratusan bahkan mungkin ribuan ekor Ubur-ubur jinak yang tak akan menyengat sedikit pun.

Umumnya singkong direbus atau digoreng untuk dikonsumsi. Namun, lain halnya bagi masyarakat Buton dan Wakatobi Sulawesi Tenggara. Mereka mengolah ketela pohon, sehingga memiliki bentuk dan rasa yang berbeda saat disajikan. Olahan ubi kayu ini dinamakan kasoami.

Oh, betapa nikmatnya sajian sebuah kopi panas jika disesap atau diseruput. Terasa reseptor indera pengecap basah dan larut di dalamnya lalu membangkitkan motoris otak melalui impuls saraf yang diinterpretasikan sebagai rasa pada korteks orak di lobus parientalis.

Warga Lohia memiliki tradisi menganyam serat batang tumbuhan merambat yang disebut Nentu. Tradisi ini diwariskan secara turun temurun, bahkan kini masuk dalam pelajaran kesenian dan muatan lokal di sekolah-sekolah setempat. Hasil kerajinan ini selalu menjadi incaran para wisatawan yang berkunjung ke Muna, untuk dijadikan buah tangan.

(Cerita oleh: Novrizal R Topa) TURGO.ID – Sudah menjadi tradisi masyarakat Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara mengajak kerabat dan handai taulan ketika […]

Salah satu budaya yang hingga kini masih dipelajari generasi muda Kabupaten Muna adalah silat asli Muna yang disebut Ewa Wuna. Selain sebagai bela diri, Ewa Wuna juga biasa dipakai sebagai penyambutan terhadap tamu-tamu yang datang di daerah ini.

Menenun di Kabupaten Muna disebut Mooru. Cara yang digunakan pun masih tradisional. Namun saat ini, benang yang dijadikan bahan tenunan sudah menggunakan bahan sintetis. Dulu, menggunakan kapas yang dipilin menjadi benang lalu ditenun.

Di Kecamatan Lohia, terdapat sebuah danau air asin, Napabale namanya. Terletak di Desa Napabale tepatnya. Dari pusat kota, memerlukan waktu tempuh lebih kurang 30 menit menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.