Ilustrasi. Masjid Al Alam Teluk Kendari. Foto: TURGO ID

5 Masjid Bersejarah di Indonesia dengan Arsitektur Megah dan Memiliki Nilai Filosofis

Diposting pada

TURGO ID Sebagai negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam, Indonesia pastinya memiliki bangunan masjid. Dari sekian banyak masjid yang ada, terdapat beberapa yang memiliki nilai sejarah penting. Selain itu, ada pula yang memiliki arsitektur megah yang sarat akan nilai filosofis.

Dilansir TURGO ID dari laman Kemenparekraf, terdapat 5 masjid bersejarah di Indonesia yang memiliki arsitektur megah dengan nilai filosofisnya.

1. Masjid Istiqlal (Jakarta)

Masjid Istiqlal dirancang arsitek Friedrich Silaban. Masjid ini ditopang 12 tiang yang melambangkan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu 12 Rabiulawal.

Masjid Istiqlal memiliki total 5 lantai yang terdiri dari 4 lantai balkon dan 1 lantai dasar. Kelima lantai tersebut melambangkan 5 Rukun Islam, jumlah salat wajib dalam sehari, serta jumlah sila dalam Pancasila.

Selain itu, di bagian luar masjid terdapat menara yang memiliki tinggi 6.666 cm, tinggi ini melambangkan keseluruhan jumlah ayat di dalam Al-Qur’an.

2. Masjid Raya Baiturrahman (Aceh)

Masjid Raya Baiturrahman dirancang kapten angkatan darat Belanda bernama Gerrit van Bruins. Arsitektur yang menjadi ciri khas Masjid Baiturrahman yakni pintu masuk didesain berbentuk besar dengan menambahkan unsur gigantik.

Masjid Baiturrahman juga memiliki kolom yang dibuat dari beton. Kolom ini diberikan sentuhan putih yang memiliki filosofi kebersihan atau kesucian masjid.

3. Masjid Agung Demak (Jawa Tengah)

Masjid Agung Demak dirancang Raden Patah pada abad ke-15. Nilai filosofis pada arsitektur masjid dapat dilihat dari pemilihan atap tumpang yang dibuat mirip punden berundak. Atap ini menunjukan adanya hasil akulturasi Islam dengan budaya lokal.

Masjid Raya Demak juga memiliki 5 pintu. Angka tersebut melambangkan Rukun Islam. Sementara, jendelanya berjumlah enam yang terinspirasi dari Rukun Iman.

4. Masjid Menara Kudus (Jawa Tengah)

Dibangun Sunan Kudus pada 1549 Masehi. Arsitektur Masjid Menara Kudus kerap jadi pembicaraan karena desainnya yang unik.

Mayoritas menara masjid mengadopsi gaya menara masjid khas Turki Usmani. Namun menara masjid ini justru mengadopsi bentuk candi dalam agama Hindu.

Bukti akulturasi ini semakin kuat jika dilihat dari atap Masjid Menara Kudus yang dibuat tumpang dengan jumlah ganjil.

5. Masjid Agung Banten (Banten)

Masjid Agung Banten juga menyimpan nilai akulturasi tinggi. Arsitektur di masjid ini merupakan perpaduan sempurna antara budaya Jawa, Tiongkok, Eropa, dan Hindu.

Sentuhan Tiongkok bisa dilihat dari atap bangunan utama masjid yang bertumpuk lima, mirip pagoda di Tiongkok. Atap ini merupakan rancangan arsitek Tionghoa bernama Tjek Ban Tjut.

Sedangkan ciri khas masjid Jawa kuno dapat dilihat dari adanya gapura di keempat arah mata angin. Semakin lengkap, Masjid Agung Banten juga memiliki tiyamah atau paviliun bergaya Eropa kuno di sisi selatan bangunan utamanya.