Opini Oleh: Risqi Amalia
Stroke terjadi ketika pembuluh darah yang membawa oksigen dan darah ke otak terganggu karena sumbatan maupun pecahnya pembuluh darah di otak. Tanpa pasokan darah, otak tidak akan mendapat asupan oksigen dan nutrisi sehingga sel-sel otak akan mati.
Negara Singapura memiliki angka kematian akibat stroke terendah 14,2 per 100.000. Sedang di Makedonia Utara stroke memiliki angka kematian tertinggi 277,4 per 100.000. Terdapat perbedaan dalam stroke antara wilayah berpendapatan tinggi dan berpendapatan rendah. Asia Tengah, Asia Timur, dan Afrika Sub-sahara menghadapi beban stroke tertinggi. Sedangkan wilayah berpendapatan tinggi seperti Amerika Utara dan Australia merupakan wilayah dengan tingkat stroke terendah.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah berupaya meningkatkan deteksi dini dislipidemia pada pasien diabetes melitus dan hipertensi sebagai upaya pencegahan stroke, dengan target pada 2024 sebesar 90% atau sekitar 10,5 juta penduduk. Namun, saat ini capaian deteksi dini stroke baru mencapai sekitar 11,3% dari target.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 8,3 per 1.000 penduduk. Selain itu stroke merupakan salah satu penyakit tertinggi ketiga setelah penyakit jantung dan kanker pada 2023.
Implementasi Kesehatan Global Digital Pencegahan Stroke
Implementasi kesehatan global dalam pencegahan storke dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan deteksi dini, edukasi, pemantauan kesehatan, dan manajemen risiko dari stroke. Adapun implementasi yang dapat digunakan yaitu:
1. Aplikasi kesehatan dan pemantauan kesehatan diri (self-monitoring)
2. Konsultasi virtual dengan tenaga medis
3. Penggunaan big data dan kecerdasan buatan (AI)
4. Platform edukasi dan penyuluhan kesehatan
5. Pencegahan stroke melalui manajemen penyakit penyerta
6. Tele-rehabilitasi untuk pasien pasca stroke
Mencegah Penyakit Stroke
Mencegah stroke dapat dilakukan sejak dini tanpa memandang usia, riwayat penyakit, riwayat keluarga yang pernah terkena store. Stroke terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terhenti yang dapat menyebabkan kerusakan permanen sehingga setiap orang dapat mencegah sedari dini penyakit storke dengan cara :
1. Menjaga tekanan darah normal: dengan mengontrol tekanan darah diet sehat, olahraga, dan pengobatan yang tepat dapat mengurangi risiko stroke.
2. Mengendalikan kadar kolestrol: diet lemak rendah lemak jenuh dan tinggi serat, serta obat-obatan jika diperlukan dapat membantu menurunkan kadar kolestrol.
3. Menjaga berat badan ideal: kelebihan berat badan meningkatkan risiko hipertensi, diabetes, dan jantung yang berhubungan dengan peningkatan risiko stroke. Dengan menurunkan berat badan melalui diet sehat dapat mengurangi risiko stroke.
4. Mengurangi kebiasaan merokok: merokok dapat merusak pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan pembekuan darah yang meningkatkan risiko stroke. Berhenti merokok dapat mengurangi risiko stroke secara berlebihan.
5. Menghindari konsumsi alcohol berlebihan: minum alcohol dalam jumlah banyak dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko stroke.
6. Mengelola diabetes.
7. Olahraga teratur: aktivitas fisik yang cukup dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah serta menurunkan risiko stroke.
8. Mengonsumsi makanan sehat: mengatur pola makan dengan diet seimbang yang kaya akan buah, biji-bijian, dan ikan dapat membantu mencegah stroke.
9. Mengurangi stress: stress yang berlebihan dapat mempengaruhi tekanan darah dan kesehatan jantung sehingga diperlukan mengelola stress melalui meditasi dan yoga.
10. Pemeriksaan kesehatan secara rutin : memeriksakan kesehatan secara rutin untuk memantau tekanan darah, kolestrol dan gula darah serta mengikuti saran medis dari dokter untuk pencegahan stroke.
Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan di atas, kita dapat mengurangi risiko terkena stroke secara signifikan. Mari terapkan pola hidup sehat sedari dini untuk mencegah terjadinya berbagai macam penyakit yang dapat menyerang tubuh khususnya stroke.
*(Penulis Merupakan Mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Mandala Waluya, Kendari)