TURGO.ID – Salah satu program yang digenjot Pemerintah Kota Kendari dalam upaya melakukan percepatan penurunan prevalensi stunting, adalah dengan mengeluarkan kebijakan orang tua asuh atau orang tua angkat bagi anak dan ibu hamil yang masuk kategori rawan stunting.
Untuk mengatasi berbagai persoalan kesehatan ibu dan anak termasuk stunting, Pemerintah Kota Kendari terus mendorong ibu-ibu hamil, agar rajin ke Posyandu untuk memeriksakan diri, kemudian setelah 1 bulan akan dilakukan pengukuran.
Pemerintah Kota Kendari telah menetapkan sekira 250 orang tua asuh, mereka akan mendampingi keluarganya agar terhindar dari kasus stunting.
Orang tua asuh ini terdiri dari pejabat pemerintah Kota Kendari, pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Baznas dan stakeholder terkait lainya, termasuk Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda).
“Prinsipnya pemerintah kota berupaya secara maksimal untuk menurunkan angka stunting ini melalui kebijakan orang tua asuh. Jadi semua pejabat, tokoh-tokoh masyarakat, dan stakeholder terkait juga menjadi orang tua angkat untuk kurang lebih 250 warga masyarakat yang teridentifikasi rawan stunting,” kata Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu mengunjungi Keluarga Asuhnya di Kelurahan Talia Kecamatan Abeli, Selasa (29/8/2023) sore.
“Hari ini, saya berkesempatan hadir mengunjungi Keluarga Asuh yang baru melahirkan di hari ke 17, Alhamdulillah bayi dengan kondisi lahir normal dan sehat, berat badan bayi saat lahir 3,6 kg,” ungkap Pj Wali Kota Kendari.
Dalam kunjungan tersebut, Asmawa memberikan suplemen makanan tambahan berupa beras, telur, ikan kaleng, susu ibu menyusui, dan susu untuk bayi kepada keluarga asuhnya.
Pemerintah Kota Kendari optimis mengurangi jumlah stunting di Kota Kendari sebagaimana target pravelensi nasional tahun 2024 sebesar 14 persen. Angka prevelensi Kota Kendari 19,5% pada tahun 2022, dan di 2023 diupayakan bisa bergeser ke 16%, sementara untuk target nasional diharapkan bisa turun di 14%.
Sementara itu Staf Ahli Kemenko PMK RI Drs. Agus Suprapto, menyampaikan pentingnya merealisasikan program stunting hingga ke hulu, dengan lebih memperhatikan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) yang berisiko melahirkan bayi stunting, untuk mencapai harapan zero stunting di Kota Kendari.
“Jangan hanya fokus cari anak stunting, tapi perhatikan juga ibu hamil KEK, kira-kira ada atau tidak, karena itu yang lebih beresiko,” ungkapnya.
Sekretaris Dinas (Sekdis) Pengendalian Penduduk (Dalduk) dan Keluarga Berencana Kota Kendari Yeni, menyampaikan, program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat) adalah sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting.
”Program Dahsat ini sangat penting dilaksanakan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, untuk pemenuhan gizi bagi keluarga-keluarga yang berisiko stunting,” jelasnya.(ADV)