Aktivitas perusahaan tambang di Wawonii Konkep

Bappeda Sebut Tambang Berkontribusi Penurunan Angka Kemiskinan Konkep

Diposting pada

TURGO.ID, Konawe Kepulauan – Data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2024 menunjukkan, tingkat kemiskinan di Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) turun signifikan, khususnya dalam dua tahun terakhir. Sektor pertambangan salah satu sektor yang berkontribusi.

Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Konkep Safiuddin Alibas, pada Jumat (30/8/2024) mengungkapkan, persentase tingkat penduduk miskin di Konkep terus menurun. Tren ini sejak tahun 2021 dengan 17,81 persen, lalu turun ke 16,15 persen di tahun 2022, hingga turun ke 15,90 persen pada tahun 2023.

Penurunan sebesar 0,55 persen dalam dua tahun terakhir ini, sekaligus menempatkan Konkep sebagai wilayah dengan penurunan tingkat kemiskinan terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara. Bahkan jika membandingkannya dengan skala Provinsi Sulawesi Tenggara sendiri, yang secara umum justru mengalami tren kenaikan.

Terjadinya penurunan tingkat kemiskinan di Konkep ini mengindikasikan adanya perbaikan taraf hidup (kemampuan daya beli dan konsumsi) masyarakat, dampak dari pembangunan dan investasi.

Pertambangan Salah Satu Kontributor Terbesar PDRB Konawe Kepulauan

Safiuddin Alibas menjelaskan, bahwa Kabupaten Konkep saat ini ditopang oleh tiga sektor industri utama. Yakni sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib serta yang ketiga adalah sektor Pertambangan dan Penggalian.

Tercatat di Laporan BPS 2024, setidaknya selama dua tahun terakhir, sektor pertambangan berhasil berkontribusi terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Konkep sebesar Rp 185,21 Milliar pada tahun 2022, dan Rp 192,60 Milliar pada tahun 2023.

“Saat ini, memang ketergantungan Kabupaten Konkep masih pada sektor pertanian. Setelah itu, disusul pembelanjaan pemerintah, dan lalu sektor pertambangan. Ini tiga kekuatan utama penopang perekonomian Konkep,” terangnya.

“Masuknya tambang terbukti memberikan dampak ekonomi yang cukup besar, masyarakat jadi memiliki daya beli dan konsumsi yang lebih besar,” tambahnya.

Menurutnya, secara umum saat ini Konkep sedang dalam tren pertumbuhan yang baik, termasuk dari sisi pertumbuhan manusia.

Hal ini terbukti dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Konkep yang terdiri dari 3 komponen utama, yakni faktor pendapatan, pendidikan, dan kesehatan. Konkep mendapat rating IPM sebesar 66,69 persen di tahun 2022 dan meningkat menjadi 67,32 persen pada tahun 2023.

Melihat seluruh perkembangan ini, Saifuddin menilai, jika perubahan positif ini tentu tidak bisa terlepas dari peran penting pemerintah daerah, baik Pemerintah Konkep maupun Provinsi Sulawesi Tenggara dalam mengelola dan menjaga pembangunan dan ruang investasi.

“Prinsip pemerintah itu harus terbuka dengan investasi, harus selalu menyiapkan diri. Kami harus bisa memastikan adanya alokasi sumber daya, memastikan distribusi berjalan dengan baik, dan memastikan stabilitas ekonomi. Maka, sudah menjadi tugas pemerintah pula untuk mengatur regulasi, di mana salah satunya adalah mendorong investasi bisa berjalan dengan aman dan nyaman,” tegasnya.